Sabtu, 07 September 2013

Efektifitas tanaman Obat

BAB. I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Di  lingkungan  sekitar  banyak  sekali  terdapat  mahkluk  hidup  yang namanya mikroba dan tanaman. Dan tanaman hanya dapat dilihat dengan menggunakan  alat  khusus  yang  namanya  mikroskop  berbeda  dengan suatu  jenis  tanaman.  Karena  pada  mikroba  populasinya  amat  banyak  di alam  dan  menempati  berbagai  macam  tempat  baik  ditubuh  maupun  di tempat lainnya.
Untuk  mengetahui  jenis  apa  saja  jenis  dari  mikroba  tersebut  maka perlu  adanya  suatu  penelitian  atau  percobaan  di  dalam  laboratorium. Demikian  pula  tanaman  atau  tumbuhan  perlu  adanya  suatu  penelitian untuk  mengetahui  adanya  satu  khasiat  atau  beberapa  khasiat  yang terkandung di dalam suatu tanaman tersebut.
Dalam  percobaan  dilakukan  suatu  uji  tanaman  terhadap  mikroba dengan  menggunakan  medium  yang  sesuai  dengan  mikroba  tersebut untuk  mengetahui  lebih  jelas  dari  daya  hambat  suatu  tanaman  seperti perasan, ekstrak, dan hal lainnya.
Oleh  karena  itu,  dalam  praktikum  kali  ini  akan  diuji  Sambiloto  untuk  melihat  secara  jelas  efektifitasnya  terhadap Stapilococcus  Aureus.

I.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan kali ini yaitu bagaimana efektifitas suatu tanaman obat dalam hal ini kunyit, daun jambu dan Pulosari ? danbagaimana keefektifan suatu  tanaman  obat  terhadap suatu mikroba atau mikroorganisme ?
I.3. Maksud Percobaan
Untuk  mengetahui  dan  memahami  cara  menentukan  efektifitas Sambiloto terhadap mikroba terhadap mikroorganisme
I.4. Tujuan Percobaan
Untuk  mengetahui  efektifitas  Sambiloto terhadap pertumbuhan bakteri tertentu.
I.5. Prinsip Percobaan
Penentuan  efektifitas  tanaman  obat  terhadap  bakteri  uji  dalam medium  MHA  dengan  mengukur  zona  hambatan  dan  membandingkan diameter  zona  hambatan  antara  aguadest  steril  dengan  sampel  setelah diinkubasi pada suhu 37° Cselama 16-20  jam.


BAB. II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Teori Umum
Obat  yang  digunakan  untuk  membasmi  mikroba  penyebab  infeksi pada  manusia,  ditentukan  harus  memiliki  sifat  toksisitas  selektif  setinggi mungkin.  Artinya  obat  tersebut  haruslah  bersifat  sangat  toksik  untuk mikroba,  tetapi  relatif  tidak  toksik  utuk  hospes.  sifat  toksisitas  selektif yang  absolut  belum  atau  mungkin  juga  tidak  akan  diperoleh (Ganiswara., 1995).
Berdasarkan  sifat  toksisitas  selektif,  antimikroba  yang  bersifat menghambat  perumbuhan  mikroba,  dikenal  sebagai  aktivitas bakteriostatik; dan ada yang bersifat membunuh mikroba, dikenal sebagai aktivitas bakterisid (Ganiswara.,1995).
Toksisitas  selektif  mungkin  merupakan  reseptor  spesifik  yang dibutuhkan untuk melekatnya obat – oabatn, atau bisa karena hambatan biokimia  yang  bisa  terjadi  bagi  organisme  namun  tidak  bagi  inang. Mekanisme  aksi  obat  antimikroba  tidak  sepenuhnya  dimengerti,  namun makanisme aksi ini dapat dikelompokkan dalam 4 kelompok utama :
1.  Penghambatn terhadap sintesis dinding sel
2.  Penghambatan terhadap fungsi membran sel
3.  Penghambatan terhadap sintesis protein
4.  Penghambatan  terhadap  asam  nukleat  (Bagian  Mikrobiologi FK – UI, 2003).
Mikroba  yang  semulaa  terhadap  suatu  antimikroba,  dapat  berubah sifat  genetiknya  enjadi  tidak  atau  kurang  peka.  Perubahan  sifat  genetik terjadi  karena  kuman  memperoleh  elemen  genetik  yang  membawa  sifat resisten;  keadaan  ini  dikenal  sebagai  resistensi  didapat  (acquired resistance).  Elemen  resistensi  ini  dapat  diperoleh  dari  luar  dan  disebutresistensi  yang  dipindahkan  (transferred  resistance),  dapat  pula  terjadi akibat  adanya  mutasi  genetik  spontan  atau  akibat  rangsangan  AM (Induced resistance), (Ganiswara.,1995).
Tidaklah  semua  jenis  mikroba  dapat  dibunuh  oleh  suatu  antibiotika. Misalnya  penicilin  berkhasiat  untuk  membunuh  Staphylococcus  aureus, tetapi  tidak  berkhasiat  Salmonella  typhi.  Bahkan,  dapat  terjadi Staphylococcus aureus  yang biasanya sensitif terhadap penicilin berubah menjadi resistance terhadap penicilin. Hal ini disebabkan bakteri tersebut mengadakan mutasi yang dapat terjadi karena pengobatan yang dilakukan tidak dengan semestinya (Entjang., 2003).
Penyakit  infeksi  oleh  bakteri  dan  fungi,  terutama  di  Negara berkembang  seperti  Indonesia  merupakan  permasalahan  yang memerlukan perhatian besar. Disamping itu kenyataan banyak dilaporkan adanya  galur  mikroorganisme  pathogen  yang  sudah  resisten  terhadap obat  yang  ada,  dan  karena  itu  pencarian  antimikroba  baru  tentunya merupakan  salah  satu  pemecahan  yang  senantiasa  harus  dilakukan (Pakadang, R. S., 2012)
II.2. Uraian Bahan
a.  Sambiloto
Kingdom  : Plantae
Subkingdom  : Tracheobionta 
Divisi  : Spermatophyta
Sub Divisi  : Angiospermae
Kelas  : Dicotyledoneae
Sub Kelas  : Asteridae
Ordo  : Scrophulariales / Lamiales
Famili  : Acanthaceae
Genus  : Andrographis
Spesies  : Andrographis paniculata Nees 

d.  Suspensi bakteri Streptococcus mutans
Kingdom   : Monera 
Divisio   : Firmicutes 
Class   : Bacilli 
Order   : Lactobacilalles 
Family   : Staphylococcaceae
Genus   : Staphilococcus
Species   : Staphilococcus aureus
Morfologi   : Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak, tidak berspora dan mampu membentuk kapsul. (Boyd, 1980), berbentuk kokus dan tersusun seperti buah anggur (Todar, 2002) sebagaimana terlihat pada gambar 2.4. Ukuran Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada media pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan pada media agar, Staphylococcus memiliki diameter 0,5-1,0 mm dengan koloni berwarna kuning. Dinding selnya mengandung asam teikoat, yaitu sekitar 40% dari berat kering dinding selnya. Asam teikoat adalah beberapa kelompok antigen dari Staphylococcus. Asam teikoat mengandung aglutinogen dan N-asetilglukosamin. (Boyd, 1980).
b.  Mueller Hinton Agar
Komposisi   :
  30,0% Beef Extract
  1,75% Asam Kasein Hydrolysate
  0,15% Pati
  1,7% Agar
  pH disesuaikan dengan netral pada 25 ° C .
Pembuatan   :  dididihkan  suspensi  selama  20  menit,  dan  di sterilkan  di  autoklaf  pada  suhu  121° C selama 20menit.




BAB III
METODE KERJA
III.1. Alat Dan Bahan Yang Digunakan
III.1.1. Alat Yang Digunakan
a.  Beaker Glass
b.  Lampu Spiritus
c.  Ose
d.  Rak Tabung Reaksi
e.  Spoit 5 cc dan 10 cc
f.  Tabung Reaksi
g.  Pipet tetes
h.  Pencadang
i.  Pinset
III.1.2. Bahan Yang Digunakan
a.  Media Mueller Hinton Agar
b.  Suspensi Bakteri Staphilococcus aureus.
c.  Aquadest
d.  Sambiloto

III.2. Cara Kerja
A.  Pembuatan Media
1.  Ditimbang Media MHA sebanyak 4 gram diatas neraca analitik.
2.  Dimasukan  kedalam  labu  erlemer  dan  dilarutkan  dengan aquadest sebanyak 200 ml.
3.  Dipanaskan diatas api hingga mendidih.
4.  Setelah  mendidih,  di  ukur  10  ml  dengan  spoit  dan  dimasukan kedalam tabung reaksi dan di sumbat.
5.  Dituang kedalam cawan petri sebagai base layer.
6.  Dibiarkan hingga memadat.

B.  Cara Kerja Untuk Sampel
1.  Penyiapan bakteri uji
a.  Diambil 1 ose bakteri uji lalu digores pada media MHA miring.
b.  Diinkubasi selama 1 X 24 jam pada suhu 37° C
c.  Hasil  biakan  bakteri  diambil  satu  ose  lalu  dimasukan kedalam  tabung  reaksi  yang  berisi  larutan  NaCl  fisiologis sebanyak 10 ml dikocok sampai homogen.
2.  Pembuatan  Extrak,  infus  atau  rebusan  tanaman  sampel, disesuaikan.
3.  Pengujian aktifitas antibakteri
a.  Ekstrak,  infus  atau  rebusan  disiapkan  dalam  beberapa  segi pengenceran atau konsentrasi.
b.  Dituang  secara  aseptis  media  Mueller Hinton Agar (MHA)  kedalam cawan  petri  kira-kira  sebanyak  10  ml  sebagai  base  layer kemudian  dicampurkan  media  Mueller Hinton Agar (MHA)  dengan suspensi  bakteri  uji  kira-kira  0,5  –  1,0  ml  sebagai  seed layer, lalu diletakkan pencadang.
c.  Sediaan  sampel  tanaman  yang  telah  disiapkan  dengan konsentrasi  yang  berbeda  dimasukan  kedalam  pencadang secara  aseptis  dengan  mengunakan  pipet  sebanyak  10 tetes.
d.  Diinkubasi  pada  suhu  37° C selama  1  X  8  jam,  selanjutnya  diamati dan diukur diameter hambatan yang terjadi.



BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV.1. Data Pengamatan
Pengukuran
Nama Sampel
Konsentrasi
Kontrol
10 ppm
20 ppm 
50 ppm
1
Sambiloto
8 mm
10 mm
11  mm
0 mm
2
6 mm
11 mm
12 mm
0 mm
3
7 mm
9 mm
13 mm
0 mm
Rata-rata
7 mm
10 mm
12 mm
0 mm

  IV.2. Perhitungan
a.  Untuk Pengenceran 10 ppm
-  Cawan 1 (C1) = 0,8 cm X 10 = 8 mm
-  Cawan 2 (C2) = 0,6 cm X 10 = 6 mm
-  Cawan 3 (C3) = 0,7 cm X 10 = 7 mm
Rata-rata Zona Hambat =
b.  Untuk Pengenceran 20 ppm
-  Cawan 1 (C1) = 0,10 cm X 10 = 10 mm
-  Cawan 2 (C2) = 1,1 cm X 10 = 11 mm
-  Cawan 3 (C3) = 0,9 cm X 10 = 9 mm
Rata-rata Zona Hambat =
c.  Untuk Pengenceran 50 ppm
-  Cawan 1 (C1) = 1,1 cm X 10 = 11 mm
-  Cawan 2 (C2) = 1,2 cm X 10 = 12 mm
-  Cawan 3 (C3) = 1,3 cm X 10 = 13 mm
Rata-rata Zona Hambat =            

d.  Untuk Control Sampel
-  Cawan 1 (C1) = 0 cm = 0 mm
-  Cawan 2 (C2) = 0 cm = 0 mm
-  Cawan 3 (C3) = 0 cm = 0 mm 
Rata-rata Zona Hambat =

 



BAB V
PEMBAHSAN
V.I. Pembahasan

Pada  percobaan  kali  ini  kita  akan  menguji  efektivitas  suatu  tanaman terhadap mikroba, sampel yang kita gunakan adalah  Sambiloto.  Sampel  bakteri  Bakteri  Staphilococcus aureus.  telah disuspensikan  dengan  NaCl  serta  Medium  Mueller Hinton Agar (MHA).  Percobaan ini  dilakukan  untuk  membandingkan  pertumbuhan  mikroba  terhadap sampel dan air steril.
Cara  membandingkan  yaitu  dengan  menggunakan  penetapan  difusi dari  pencadang  kedalam  agar  yang  telah  disuspensikan  dengan  bakteri Staphylococcus  aureus  setelah  diinkubasi  maka  hambatan  pertumbuhan pertumbuhan mikroba dapat diukur dan dibandingkan hasilnya.
Pada  percobaan  ini  digunakan  pencadang  terlebih  dahulu  direndam dalam media pencadang yang digunakan ada empat buah yang diisi dengan pertama 10 ppm, yang kedua 20 ppm, ketiga 50 ppm dan  yang  keempat  diisi  dengan  aguadest  steril  sebagai kontrol.  Setelah  diinkubasikan  selama  24  jam  maka  akan  terlihat  jelas penghambatan  yang  terjadi  dimana  pada  sampel  baku  /  air  steril,  luas penghambatannya  lebih  kecil  dibanding  dengan  sampel  uji.
Dari  hasil  tersebut  kita  dapat  mengambil  kesimpulan  bahwa  suatu tanaman  hendaknya  diketahui  efektifitasnya  terhadap  mikroba  sehingga dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan khasiat tanaman tersebut. Pada pencadang yang berfungsi sebagai kontrol. Ternyata pada  hasil pengamatan  yang  diperoleh  pencadang  ini  terdapat  zona  hambatan  ini disebabkan karena pencadang tersebut telah terkontaminasi dengan udara mungkin  di  dalam  ruangan  laboratorium  mikrobiologi  banyak  terdapat bakteri jadi pencadang yang berfungsi sebagai  kontrol  dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme.



BAB. VI
PENUTUP
VI.I. Kesimpulan 
Dari  hasil  pengamatan  mengenai  uji  efektifitas  tanaman  terhadap mikroba dapat disimpulkan bahwa :
1. Sambiloto pada konsentrasi 10 ppm diperoleh zona hambat =7 mm
2. Sambiloto pada konsentrasi 20 ppm diperoleh zona hambat = 10 mm
3. Sambiloto pada konsentrasi 50 ppm diperoleh zona hambat = 12 mm
Dari  hasil  data-data  yang  terlihat  dapat  disimpulkan  bahwa,  besarnya diameter daya hambat selalu berbanding lurus dengan konsentrasi sampel artinya, semakin besar konsentrasi sampel maka semakin besar pula daya hambat yang terbentuk.
VI.I Saran
Dalam  melakukan  praktikum  hendaknya  praktikan  menyediakan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan agar praktikum dapat berjalan dengan baik.



DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, 1989. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan.
Pakadang, Sesilia R. 2012. ”Buku Penuntun Praktikum  Mikrobiologi Farmasi”. Jurasan Farmasi Politeknik Kesehatan Depkes Makassar : Makassar. 
Rusli, 2008. Penuntun  Praktikum  Mikrobiologi  Farmasi  Dasar.  Fak. Farmasi UMI, Makassar.



Lampiran

Foto penelitian

1 komentar:

  1. Moje svedectvo Ahoj všetci. Som tu, aby som dosvedčil, ako som dostal svoju pôžičku od pána Benjamina po tom, čo som niekoľkokrát požiadal rôznych poskytovateľov pôžičiek, ktorí prisľúbili pomoc, ale nikdy mi ju neposkytli. Až kým ma môj priateľ nepredstavil pánovi Benjaminovi Leeovi, ktorý mi sľúbil, že mi pomôže, a skutočne tak urobil, ako sľúbil, bez akejkoľvek formy oneskorenia. Nikdy som si nemyslel, že stále existujú spoľahliví poskytovatelia pôžičiek, kým som sa nestretol s pánom Benjaminom Leeom, ktorý skutočne pomáhal s pôžičku a zmenil moje presvedčenie. Neviem, či nejakým spôsobom potrebujete skutočnú a urgentnú pôžičku, kontaktujte pána Benjamina prostredníctvom služby WhatsApp + 1-989-394-3740 a jeho e-mailu: 247officedept@gmail.com ďakujem.

    BalasHapus